Rabu, 01 Maret 2017

7 Film Warkop DKI Paling Fenomenal Sepanjang Masa

Warkop DKI. Sebuah grup lawak legendaris di Indonesia yang semua orang dari era 70 sampai dengan 2000an pasti mengenalnya. Kelakuan kocak dari grup lawak legendaris ini adalah banyolan-banyolan dalam film yang selalu diingat para penggemarnya.


Warkop DKI via ocolbolobolo.wordpress.com
Awalnya Warkop DKI  bernama Warkop Prambors, yang personelnya adalah Nanu (nama asli Nanu Mulyono),Rudy (Rudy Badil), Dono (Wahjoe Sardono), Kasino (Kasino Hadiwibowo) dan Indro (Indrodjojo Kusumonegoro). Nanu, Rudy, Dono dan Kasino adalah mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Jakarta sedangkan Indro kuliah di Universitas Pancasila Jakarta tapi khalayak lebih mengenal Warkop hanya brenggota 3 orang, yaitu Dono, Kasino, Indro. Hal ini dikarenakan karna mereka bertigalah yang paling aktif dan paling sering tampil dalam film-film warkop.

Warkop sudah mencetak puluhan judul film komedi yang laris dipasaran di jamanya dan selalu menuai sukses. Berikut serupedia akan mengulas 7 Film Warkop DKI Paling Fenomenal Sepanjang Masa. 


1. Pokoknya Beres (1983)
Us Us sebagai bapak kos membuat film yang seperti kliping adegan-adegan ini jadi lebih terasa “rumahan”. Dono, Kasino, Indro, plus Eva Arnaz dan Lidya Kandou yang nyaris selalu pakai short pant dan kaos ketat sepanjang film hampir seperti keluarga di sini. Warkop menggambarkan para perantau yang jadi pengangguran, dan disibukkan oleh salah paham kecil dan kesialan-kesialan kecil di antara para penghuni kos sendiri.

2. CHIPS-Cara Hebat Ikut Penanggulangan Masalah Sosial (1983)
Diilhami film seri CHIPS yang dibintangi Eric Estrada, Warkop jadi anggota polisi bermotor swasta pimpinan Oom Junet (Panji Anom) yang mata keranjang. Selalu sial dalam tugas, para anggota CHIPS ala Warkop ini juga jadi sindiran tentang budaya suap di kalangan aparat kepolisian waktu itu. Lihat saja adegan Kasino memeras si Oom dengan kata “Jangkrik, booos….!”

3. Sama Juga Bohong (1986)
Skenario ditulis N. Riantiarno. Sutradara dan penulis skenario yang biasa dengan film “nyeni” membuat film ini sangat unik dibanding film-film Warkop lainnya. Dono dibantu Kasino-Indro membuat robot untuk pertunjukan amal. Barangkali, ini salah satu dari sedikit sekali film Indonesia yang menampilkan karakter robot. Film ini juga paling tak mengeksploitasi keseksian perempuan.

4. Maju Kena Mundur Kena (1983)
Film Warkop paling laris. Kasino jadi bos bengkel, dan Dono-Indro jadi bawahannya. Kasino melarang anak buahnya naksir perempuan, tapi dia sendiri terobsesi pada Marina (Eva Arnaz). Kemudian Marina satu kos dengan mereka, tapi yang beruntung malah Dono yang diakui suami Marina untuk menghindari dari perkimpoian paksa oleh kakek-neneknya. Film diakhiri dengan Dono menyamar jadi pemain sepak bola wanita.

5. Setan Kredit (1982)
Dono Kasino Indro jadi tim pembantu orang-orang yang kesulitan, termasuk mencari dan mencoba menyelamatkan seorang anak yang diculik. Sepertiga terakhir film ini menjadi komedi-horor, dengan trik-trik kamera yang lumayan. Gaya mereka menghadapi pocongkkkkkkkkkkkkkkkk mirip dengan film-film vampir Hongkong yang populer pada 1990-an.

6. Gengsi Dong (1980)
Dono sebagai Slamet, Kasino sebagai Sanwani, Indro sebagai Paijo. Mereka mahasiswa di kota Jakarta yang bersaing soal cewek dan gengsi. Slamet yang paling kampungan, sebetulnya paling kaya. Sedang Sanwani yang suka berganti-ganti mobil ternyata anak pemilik bengkel, dan mobil-mobil Sanwani adalah mobil-mobil para pelanggan. Sindiran sosial yang menghibur, tentang rapuhnya kebanggaan kelas sosial. Di film inilah pula, Dono mulai terkenal dengan panggilan ”bemo”.

7. Manusia 6000000 Dollar (1981)
Saat mengejar copet, Dono ketabrak bemo, jadi manusia bionik. Diilhami sukses film seri TV The Six Million Dollar Man tentang Steve Austin (Lee Mayors). Dono harus menyelamatkan Eva Arnaz, dan melawan si gigi besi Jack John –ini karakter yang diilhami salah satu musuh James Bond dalam Moonraker. Adegan tak terlupakan: Kasino berburu copet, malah digebuki di pasar disangka copet.

0 komentar:

Posting Komentar