Berlari dan berjalan adalah latihan aerobik (bersifat memerlukan oksigen bagi kehidupan, gerak, dan pertumbuhannya) yang sangat bagus. Sebab, keduanya bisa menurunkan berat badan, memperbaiki tidur, memperbaiki suasana hati, meningkatkan energi, menurunkan tekanan darah dan kolesterol, mengurangi risiko kanker, diabetes dan penyakit jantung.
Sayangnya, banyak yang
menganggap jalan kaki itu sebatas cara berpindah dari satu tempat ke
tempat lain, padahal manfaatnya sangat besar kalau rutin dilakukan.
Dilansir brilio.net dari laman The Science of Eating, Berikut kelebihan jalan kaki dibandingkan berlari.
1. Berjalan vs berlari
Berjalan cepat
benar-benar mengurangi risiko penyakit jantung yang lebih efektif
daripada berlari. Sebuah studi membandingkan data dari dua studi selama
enam tahun, yang melibatkan 33.060 pelari dan 15.045 pejalan kaki
berusia antara 18-80 tahun. Studi ini menemukan bahwa ketika jumlah
energi yang sama dikeluarkan, pejalan kaki mengalami manfaat kesehatan
lebih besar daripada pelari.
Pelari mendapatkan
manfaat pengurangan risiko penyakit jantung sebesar 4,5%, sementara
pejalan kaki mengalami pengurangan risiko penyakit jantung sebesar 9,3%.
Selain itu ada perbandingan kesehatan lainnya, antara lain:
- Risiko pertama kali tekanan darah tinggi pada pelari berkurang sebesar 4,2%, sementara pejalan kaki 7,2%
- Risiko pertama kali kolesterol tinggi pada pelari turun sebesar 4,3%, sementara pejalan kaki sebesar 7%
- Risiko pertama kali diabetes pada pelari dan pejalan kaki sama-sama berkurang sebesar 12%
Pemimpin studi, Paul
Williams, dari Lawrence Berkeley National Laboratory di California,
Amerika Serikat, menyatakan bahwa berjalan dan berlari sama-sama
mendatangkan manfaat kesehatan yang ideal karena keduanya melibatkan
kelompok otot yang sama, hanya saja intensitasnya berbeda. Pejalan kaki
dan pelari juga sama-sama mengeluarkan energi untuk memperoleh manfaat
yang sama. Itu artinya, kamu harus berjalan lebih lama daripada waktu
kamu berlari untuk mendapatkan efek yang sepadan. Namun begitu, keduanya
sama-sama aktivitas yang mudah dan bisa dilakukan kapan saja tanpa
keluar uang.
2. Bahaya memforsir diri
Sebuah laporan yang
diterbitkan para peneliti dari Denmark dalam Journal of the American
College of Cardiology menunjukkan bahwa orang-orang yang terlalu keras
berolahraga bisa "mematikan" manfaat olahraga itu sendiri. Dengan
begitu, orang yang berlari dengan cepat lebih dari empat jam seminggu,
selama lebih dari tiga kali per minggu, justru memiliki risiko kematian
yang sama dengan hasil studi yang diselenggarakan selama 12 tahun, yaitu
sebagaimana orang-orang yang tidak aktif secara fisik dan tidak pernah
berlari sama sekali. Penelitian ini sendiri telah memperhitungkan faktor
usia, jenis kelamin, riwayat penyakit jantung atau diabetes, atau juga
konsumsi rokok dan minuman beralkohol.
Fakta juga menyuguhkan
orang-orang dengan risiko kematian terendah selama penelitian adalah
orang-orang yang berlari kurang dari tiga kali seminggu selama satu
sampai 2,4 jam, dengan kecepatan lari yang sedang. Bahkan orang-orang
yang berlari sedikit lebih cepat, selama 2,5 jam sampai empat jam
seminggu dengan kecepatan rata-rata, dan kurang dari tiga kali seminggu,
justru menunjukkan risiko kematian sedikit lebih tinggi sebesar 66%,
yang merupakan sebuah fakta cukup mengejutkan.
Nah, bagi kamu yang
ingin menurunkan berat badan dan tetap sehat, pilihlah jalan kaki.
Kalaupun ingin lari, pilihlah "aturan tepat" supaya mendapatkan manfaat
yang memang kamu inginkan. Jangan hanya karena ingin segera kurus,
lantas memforsir diri dengan lari lebih cepat dan lama. Sayangi
jantungmu, lho.
3. Jalan kaki adalah cara terbaik
Jalan kaki merupakan
latihan yang bagus bagi mereka yang baru mulai latihan atau yang
memiliki masalah kesehatan. Selain itu juga berpengaruh signifikan
terhadap pemilik masalah kelebihan berat badan karena jalan kaki bisa
mengurangi stres pada tubuh.
Fakta penting yang juga
perlu diketahui adalah perbedaan antara berjalan dan berlari. Keduanya
sama-sama melibatkan kaki, dan bisa memberikan efek yang sama, hanya
saja pengulangan berlari bisa memiliki risiko cedera yang lebih besar.
Berlari dianggap sebagai olahraga dengan dampak lebih tinggi daripada
berjalan kaki. Berlari bisa menyebabkan cedera pinggul, lutut, dan
pergelangan sendiri. Sementara berjalan memiliki dampak yang lebih
rendah dan tidak terlalu membahayakan tubuh.
0 komentar:
Posting Komentar