Bagi wanita, punya tubuh
tinggi memang lebih menjanjikan bila ingin berkarir di bidang modeling
hingga pramugari. Namun, waspada. Peneliti menemukan wanita bertubuh
tinggi berisiko lebih besar terkena kanker.
Saat usia di atas 50-an
atau pasca-menopouse, segala jenis kanker yang menyerang payudara, usus
besar, endometrium, ginjal, ovarium, rektum, dan tiroid, serta multiple
myeloma dan melanoma lebih mudah menyerang.
Ilmuwan dari Yeshiva University menyimpulkan, setiap perbedaan 10 cm lebih tinggi, berarti 13 persen lebih berisiko.
Dr Geoffrey Kabat,
epidemiologi senior Yeshiva University, mengatakan: "Kami terkejut pada
jumlah situs kanker yang berhubungan positif dengan tinggi badan. Dari
hasil pengumpulan data, kanker lebih banyak terkait dengan tinggi badan
dibanding indeks massa tubuh."
"Kanker merupakan hasil
dari proses yang berkaitan dengan pertumbuhan, sehingga masuk akal bahwa
hormon atau faktor pertumbuhan tinggi badan juga dapat mempengaruhi
risiko kanker."
Para ilmuwan menggunakan
data dari studi yang merekrut wanita pasca-menopause berusia 50-79.
Pada awal penelitian, para wanita menjawab pertanyaan tentang aktivitas
fisik mereka. Tinggi dan berat badan juga diukur.
Para peneliti
mengidentifikasi 20.928 wanita yang telah didiagnosis dengan satu atau
lebih kanker invasif selama masa tindak lanjut dari 12 tahun (penelitian
berlangsung dengan mengumpulkan peserta eksperimen wanita
pasca-menopause di tahun 1993 - 1998).
Di antara kanker
tertentu, ada 13 sampai 17 persen peningkatan risiko terkena melanoma
dan kanker payudara, ovarium, endometrium, dan usus besar. Serta 23-29
persen peningkatan risiko mengembangkan kanker ginjal, rektum, tiroid,
dan darah.
Penemuan ini dipublikasikan dalam jurnal Cancer Epidemiology, Biomarkers and Prevention.
0 komentar:
Posting Komentar